Jumat, 15 November 2013

baju renang muslimah

buat temen temen muslimah jangan khawatir kalo mau berenang. sekarang telah ada baju renang untuk muslimah.

                                                                  

adab memotong kuku


Bagi orang Islam adalah tidak sesuai berkuku panjang atas apa alasan sekalipun kerana ia tidak membayang kesucian dan ia juga bukan budaya kita apatah lagi menggunakan tangan untuk beristinjak.

RASULULLAH S.A.W BERSABDA: YANG ERTINYA:.

Barang siapa yang mengerat (panjangkan) kukunya pada ;
* Hari Sabtu : Nescaya keluar dari dalam tubuhnya ubat dan masuk kepadanya penyakit
* Hari Ahad : Nescaya keluar daripadanya kekayaan dan masuk kemiskinan
* Hari Isnin : Nescaya keluar daripadanya gila dan masuk sihat
* Hari Selasa : Nescaya keluar daripadanya sihat dan masuk penyakit
* Hari Rabu : Nescaya keluar daripadanya was-was dan masuk kepadanya kepapaan.
* Hari Khamis : Nescaya keluar daripadanya gila dan masuk kepadanya sembuh dari penyakit.
* Hari Jumaat : Nescaya keluar dosa-dosanya seperti pada hari dilahirkan oleh ibunya dan masuk kepadanya rahmat daripada Allah Taala.

Cara potong kuku yg betul mengikut Sunnah Rasulululah.

Kuku Tangan

1. Dimulakan dengan jari telunjuk tangan kanan
2. Diikuti dengan jari hantu tangan kanan
3. Jari manis tangan kanan
4. Jari kelingking tangan kanan
5. Seterusnya jari kelingking tangan kiri
6. Jari manis tangan kiri
7. Jari hantu tangan kiri
8. Jari telunjuk tangan kiri
9. Ibu jari tangan kiri
10. Diakhiri dengan ibu jari tangan kanan

Berlainan pula dengan kuku kaki

Kuku Kaki

1. Dimukakan jari kelinking kanan
2. Diikuti dengan jari manis kanan
3. Jari hantu kanan
4. Jari manis kanan
5. Ibu jari kanan
6. Seterusnya ke ibu jari kaki kiri
7. Jari telunjuk kiri
8. Jari hantu kiri
9. Jari manis kiri
10. Akhir sekali jari kelinking kaki kiri


Semoga dapat di amalkan :)

adab bersin


Adab dalam Bersin
Para pembaca rahimakumullah, dalam permasalahan ini akan dijelaskan tentang 2 hal; adab bagi orang yang bersin dan adab bagi orang yang mendengar orang lain bersin.
1. Adab bagi orang yang bersin
Di antara adabnya adalah;
a. Hendaknya memuji Allah setelah bersin dengan mengucapkan, “Alhamdulillah”. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَلْيَقُلِ الْحَمْدُ لِلهِ
“Jika salah seorang dari kalian bersin maka ucapkanlah اَلْحَمْدُ لِلهِ (segala puji bagi Allah).” (HR. al Bukhari)
Adapun bagi orang yang bersendawa maka tidak disyariatkan untuk mengucapkan Alhamdulillah karena tidak ada bimbingan dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam perihal mengucapkan hamdalah ketika bersendawa. (Lihat Fathu Dzil Jalali wal Ikram)
Jumhur ulama berpendapat bahwa pengucapan hamdalah ketika bersin hukumnya sunnah, bahkan Imam an-Nawawi dalam al-Adzkar menyebutkan para ulama telah bersepakat bahwa hukumnya mustahab. (Lihat Fathu Dzil Jalali wal Ikramal-AdzkarFathul Bari, dan ‘Aunul Ma’bud)
b. Menutup mulut dengan telapak tangan atau yang lainnya semisal sapu tangan. Sahabat Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu bercerita, “Dahulu Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam ketika bersin meletakkan tangan atau pakaian beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam pada mulut dan merendahkan suara bersinnya.” (HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi)
Disebutkan oleh para ulama hikmah dari adab yang kedua ini;
- Mencegah tersebarnya penyakit yang keluar bersamaan dengan bersinnya seseorang.
- Mencegah terjadinya hal-hal yang mengurangi kenyamanan orang lain yang melihatnya karena terkadang keluar sesuatu yang kotor ketika bersin.
Namun yang perlu kita perhatikan pula jangan sampai seseorang ketika bersin menutup rapat hidungnya sehingga menyebabkan terhalangnya udara untuk keluar. Maka bukan seperti ini yang dimaksud, karena yang demikian bisa menimbulkan mudharat (efek negatif) bagi orang tersebut. (Lihat Syarah Riyadhus Shalihin ibn Utsaimin)
c. Merendahkan suara bersinnya, sebagaimana tersebutkan dalam hadits Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu di atas.
2. Adab bagi yang mendengar orang lain bersin
Di antara adabnya adalah;
a. Hendaknya dia mendoakan dengan mengucapkan يَرْحَمُكَ اللهُ . Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَلْيَقُلِ الْحَمْدُ لِلهِ . وَلْيَقُلْ لَهُ أَخُوهُ أَوْ صَاحِبُهُ يَرْحَمُكَ اللهُ . فَإِذَا قَالَ لَهُ يَرْحَمُكَ اللهُ . فَلْيَقُلْ يَهْدِيكُمُ اللهُ وَيُصْلِحُ بَالَكُمْ
“Jika salah seorang di antara kalian bersin maka ucapkanlah الْحَمْدُ لِلهِ dan temannya yang mendengar hendaknya mendoakan dengan mengucapkan يَرْحَمُكَ اللهُ (semoga Allah merahmatimu). Jika temannya mengucapkan doa tersebut maka hendaknya dia mendoakannya dengan mengucapkan يَهْدِيْكُمُ اللهُ وَ يُصْلِحُ بَالَكُمْ (semoga Allah memberimu petunjuk dan memperbaiki keadaanmu).” (HR. al-Bukhari)
Dari hadits di atas, dapat kita simpulkan bahwa bagi orang yang bersin namun tidak mengucapkan Alhamdulillah, maka tidak ada keharusan bagi orang yang mendengar untuk mendoakannya. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim dari sahabat Anas bin Malik radhiyallaahu ‘anhu dia berkata, “Ada 2 orang yang bersin di hadapan Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam kemudian mendoakan salah satu dari mereka namun tidak mendoakan yang lainnya. Kemudian orang yang tidak didoakan bertanya kepada beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam, ”Si fulan bersin lalu engkau mendoakannya sementara aku bersin engkau tidak mendoakanku?” Beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Orang ini memuji Allah (mengucapkan hamdalah) sementara engkau tidak memuji Allah.”
Dari hadits di atas dapat disimpulkan pula bahwa ketika orang yang bersin didoakan dengan يَرْحَمُكَ اللهُ (semoga Allah merahmatimu), maka hendaknya membalas dengan mengucapkan doa:
يَهْدِيْكُمُ اللهُ وَ يُصْلِحُ بَالَكُمْ
“Semoga Allah memberimu petunjuk dan memperbaiki keadaanmu.”
Di samping tidak adanya keharusan untuk mendoakan orang yang bersin karena tidak mengucapkan hamdalah, ada pula keadaan yang juga tidak perlu untuk mengucapkan doa tersebut. Seperti ketika ada seseorang bersin sampai 3 kali secara berturut–turut, karena yang demikian ini menunjukkan bahwa dia sedang menderita pilek.
Berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam:
شَمِّتْ أَخَاكَ ثَلَاثًا فَمَا زَادَ فَهُوَ زُكَّامٌ
“Doakan saudaramu(yang bersin dan mengucapkan hamdalah) sebanyak 3 kali. Adapun selebihnya maka itu adalah sakit pilek.” (HR. Abu Dawud dari sahabat Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu)
Maka jika kondisinya seperti ini hendaknya kita mendoakan kesembuhan bagi orang tersebut.
Demikian pula ketika sedang berlangsungnya khutbah Jumat, maka tidak boleh bagi seseorang untuk mengucapkan doa bagi orang yang bersin karena yang demikian termasuk dalam larangan berbicara ketika khutbah sedang berlangsung. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Jika engkau berkata kepada temanmu pada hari jumat ‘Diam’ sementara khotib sedang berkhutbah maka sungguh engkau telah berbuat sia-sia.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Ketika khutbah sedang berlangsung, hendaknya orang yang bersin mengucapkan hamdalah dengan suara yang lirih, cukup dirinya sendiri yang mendengarnya. (Lihat Fatwa Lajnah DaimahFatawa ibn BazFatawa ibn Utsaimin)
b. Hendaknya mengeraskan suara dengan wajar ketika mengucapkan doa bagi orang yang bersin agar bisa didengar oleh orang tersebut sehingga dia bisa membalas doa tersebut. Demikian pula bagi orang yang bersin agar mengeraskan suara ketika mengucapkan hamdalah agar orang yang mendengar bisa mendoakannya. (Lihat Syarah Riyadhus Shalihin ibn Utsaimin)
c. Jika ada orang yang bersin namun tidak mengucapkan hamdalah karena tidak tahu hukumnya, maka tidak mengapa bagi kita untuk mengajarinya agar mengucapkan hamdalah lalu kita pun mendoakannya. (Lihat Fathu Dzil Jalali wal Ikram)

Bersin Ketika Sedang Melaksanakan Shalat
Para pembaca rahimakumullah, diperbolehkan bagi yang bersin ketika shalat untuk mengucapkan hamdalah. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh imam Muslim dan yang lainnya. Sebuah kisah dari sahabat Mu’awiyah bin al-Hakam as-Sulami, dia pernah menuturkan kisahnya bersama Nabi, “Ketika aku sedang melaksanakan shalat bersama nabi, aku mendengar ada seseorang yang bersin maka aku mengucapkan doa baginya يَرْحَمُكَ اللهُ. Orang-orang yang ikut melaksanakan shalat waktu itu tiba-tiba memandang kepadaku dengan tajam. Aku berkata, “Ibuku kehilangan diriku, ada apa dengan kalian? Mereka kemudian memukulkan tangan ke paha mereka (memberi isyarat agar aku diam), maka aku pun diam. Tatkala Rasulullah telah menyelesaikan shalat, ayah dan ibuku sebagai tebusanku, belum pernah sama sekali aku melihat ada seorang guru yang mengajarkan ilmu lebih baik dari beliau. Demi Allah, beliau tidak membentakku, tidak memukulku dan tidak mencelaku. Beliau bersabda, “Sesungguhnya shalat ini tidak pantas diucapakan di dalamnya sesuatu dari ucapan manusia. Hanyalah shalat itu berisi tasbih, takbir dan bacaan Al-Qur`an.” HR. Muslim dan Abu Dawud.
Dalam hadits ini tidak disebutkan adanya pengingkaran dari nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam kepada orang yang bersin yang mengucapkan hamdalah ketika sedang melaksanakan shalat. Tentunya, sahabat Mu’awiyah tidaklah mengucapkan doa tersebut kecuali setelah mendengar ada seseorang yang bersin kemudian mengucapkan hamdalah dalam shalat tersebut. Namun yang perlu diperhatikan hendaknya bagi yang bersin tersebut untuk merendahkan suara/pelan-pelan ketika mengucapkan hamdalah, cukup dirinya sendiri yang mendengar. (Lihat Fatawa ibn UtsaiminSyarah Shahih MuslimFathul Bari). Dari hadits ini pula, kita bisa memetik pelajaran
- Bagi orang yang bersin di dalam shalat boleh mengucapkan hamdalah.
- Bagi yang mendengar tidak boleh mendoakannya.
- Bagi orang yang bersin dan mengucapkan hamdalah ketika di dalam shalat lalu ternyata ada yang mendoakannya, maka tidak boleh baginya untuk membalas dengan mendoakan orang tersebut. (Lihat Ma’alimus Sunan al-Khattabi)

adab makan dan minum


Seluruh manusia membutuhkan makan dan minum. Bagi orang Islam, makan dan minum tidak hanya berfungsi untuk mempertahankan fisik, namun juga mendukung kepentingan ibadah sehingga dengan makan, kita dapat bertahan dalam menjalankan ibadah. Dalam hal makan dan minum, Islam telah memberikan teladan yang baik. Adab dan tatakrama ketika makan dan minum telah diajarkan oleh Allah swt..
Adab Makan
Beberapa adab makan yang perlu diperhatikan sbb.
Sebelum makan, kita hendaklah mencuci tangan terlebih dahulu.
1. Membaca basmalah sebelum makan dan hamdalah sesudah makan
إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَذْكُرِ اسْمَ اللهِ تَعَالَى فَإِنْ نَسِيَ أَنْ يَذْكُرِ اسْمَ اللهِ تَعَلَى فِي أَوَّلِهِ فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللهِ أَوَّلَهُ وَأَخِرَهُ رواه ابو داود عن عائشة
Apabila salah seorang di antara kamu akan makna, hendaklah membaca, Basmalah. Apabila ia lupa pada permulaan makan, hendaklah membaca, Bismillahi awwalahu wa akhirahu (H.R Abu Dawud dari Aisyah no. 3275)
2. Makan dengan tangan kanan
سَمِّ اللهَ وَكُلْ بِيَمِيْنِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيْكَ (متفق عليه عن عمر بن أبى سلمة)
Bacalah basmalah (jika akan makan /minum), makanlah dengan tangan kananmu, dan ambillah makanan yang terdekat. (H.R. Bukhari no. 4957 dan Muslim no 3767 dari Umar bin Abu Salamah)
3. Mengambil makanan yang terdekat.
4. Makan tidak berlebihan.
5. Makan tidak boleh sambil berdiri, berjalan maupun tengkurap, tetapi harus sambil duduk.
لاَ يَشْرَبَنَّ أَحَدٌ مِنْكُمْ قَائِمًا فَمَنْ نَسِيَ فَلْيَسْتَقِئْ (رواه مسلم عن أبى هريرة)
Janganlah ada salah seorang di antara kamu yang minum sambil berdiri. Barang siapa lupa, hendaklah menumpahkan apa yang diminumnya. (H.R. Muslim dari Abu Hurairah no. 375)
6. Makan mulai dari pinggir jangan di tengah
اَلْبَرَكَةُ تَنْزِيْلُ وَسَطَ الطَّعَامِ فَكُلُوْا مِنْ حَافَتَيْهِ وَلاَ تَأْكُلُوْا مِنْ وَسَطِهِ (رواه الترمذى عن ابن عباس)
Berkah itu turun dair tengah-tengah makanan. Oleh karena itu, makanlah dari pinggirnya dan janganlah makan langsung mengambil dari tengha-tengah makanan itu. (H.R. At-Tirmizi dari Ibnu Abbas no 1727)
7. Menghabiskan makanan
8. Jangan mencela makanan
9. Mempersilakan kepada yang lebih tua
10. Dilarang makan berlebih-lebihan, perut dibagi dengan sepertiga makanan, sepertiga minuman dan sepertiga udara.
مَا مَلأَ أَدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنِ بِحَسْبِ ابْنِ أَدَمَ أُكُلاَتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ فَإِنْ كَانَ لاَ مَحَالَةَ فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ وَثُلُثٌ لِنَفْسِهِ (رواه الترمذى عن مقدام بن معدي كرب)
Tidak ada yang lebih jahat daripada orang yang memadati perutnya dengan makananuntuk menguatkan badannya. Jika perlu ia makan, hendaklah perutnya diisi sepertiga makanan, seperti air (minuman), dan sepertiga lagi untuk udara (bernapas). H.R. At-Tirmiz dari Miqdam bin Ma'di Karib no. 2302)

Adab Minum  
  1. Memulai dengan bacaan basmalah
  2. Menggunakan tangan kanan
  3. Meminum sesuai dengan aturan kesehatan
  4. Minum sambil duduk
  5. Jangan minum seperti unta

لاَ تَشْرَبُوْا وَاحِدًا كَشُرْبِ الْبَعِيْرِ وَلَكِنِ اشْرَبُوْا مَثْنَى وَثُلاَثَ وَسَمُّوْا إِذَا أَنْتُمْ شَرِبْتُمْ وَحْمَدُوْا إِذَا أَنْتُمْ رَفَعْتُمْ (رواه الترمذى عن ابن عباس)
Janganlah kamu minum sekaligus seperti minumnya unta, tetapi minumlah dua atau tiga kali. Bacalah basmalah apabila kamu memulai minum dan bacalah hamdalah jika selesai minum. (H.R. Tirmizi dari Ibnu Abbas no. 1807)
6. Jangan bernafas di dalam gelas ketika minum
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى أَنْ يَتَنَفَّسَ فِى اْلإِنَاءِ (رواه مسلم عن أبى قتادة)
Bahwa nabi Muhamamd saw. Melarang bernafas di tempat air minumnya. (H.R. Muslim dari Abu Qatadah no. 394)
7. Jangan mencela minuman
8. Menghabiskan minuman yang kita minum.

Rasulullah saw. bersabda
إِذَا سَقَطَتْ لُقْمَةُ أَحَدِكُمْ فَلْيَمِطْ عَنْهَا اْلأَذَى وَلْيِأْكُلْهَا وَلاَ يَدَعْهَا لِلشَّيْطَانِ (رواه مسلم 3795)
Jika sesuap makanan kalian jatuh hendaklah ia mengambilnya, membuang kotoran darinya, kemudian memakan sesuap makanan tersebut, serta tidak membiarkannya untuk dimakan setan. (HR. Muslim 3795)

Rabu, 13 November 2013

PUASA SUNNAH ASYURA TANGAL 9 & 10 BULAN MUHARRAM . “Puasa Asyura menghapus dosa setahun yang lalu”

Puasa selain merupakan ibadah yang mulia di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala juga mengandung sekian banyak manfaat yang lain. Dengan berpuasa seseorang dapat mengendalikan syahwat dan hawa nafsunya. Dan puasa juga menjadi perisai dari api neraka. Puasa juga dapat menghapus dosa-dosa dan memberi syafaat di hari kiamat. Dan puasa juga dapat membangkitkan rasa solidaritas kemanusiaan, serta manfaat lainnya yang sudah dimaklumi terkandung pada ibadah yang mulia ini.



Pada bulan Muharram ada satu hari yang dikenal dengan sebutan hari ‘Asyura.Orang-orang jahiliyah pada masa pra Islam dan bangsa Yahudi sangat memuliakan hari ini. Hal tersebut karena pada hari ini Allah Subhanahu wa Ta’ala selamatkan Nabi Musa ‘alaihissalam dari kejaran Fir’aun dan bala tentaranya. Bersyukur atas karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala kepadanya, Nabi Musa ‘alaihissalam akhirnya berpuasa pada hari ini. Tatkala sampai berita ini kepada Nabi kita Shallallahu ‘alaihi wassalam, melalui orang-orang Yahudi yang tinggal di Madinah beliau bersabda,
فَأَنَا أَحَقُّ بِمُوْسَى مِنْكُمْ
“Saya lebih berhak mengikuti Musa dari kalian (kaum Yahudi)”.
Yang demikian karena pada saat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam sampai di Madinah, beliau mendapati Yahudi Madinah berpuasa pada hari ini, maka beliau sampaikan sabdanya sebagaimana di atas. Semenjak itu beliau Shallallahu’alaihi wasallam memerintahkan ummatnya untuk berpuasa, sehingga jadilah puasa ‘Asyura diantara ibadah yang disukai di dalam Islam. Dan ketika itu puasa Ramadhan belum diwajibkan.
Adalah Abdullah bin Abbas radiyallahu ‘anhu yang menceritakan kisah ini kepada kita sebagaimana yang terdapat di dalam Shahih Bukhari No 1900,
قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ المَدِيْنَةَ فَرَأَى اليَهُوْدَ تَصُوْمُ يَوْمَ عَاشُوْرَاء فَقَالَ:ماَ هَذَا؟ قَالُوْا هَذَا يَوْمٌ صَالِحٌ هَذَا يَوْمٌ نَجَّى اللهُ بَنِيْ إِسْرَائِيْلَ مِنْ عَدُوِّهِمْ فَصَامَهُ مُوْسَى. قَالَ: فَأَناَ أَحَقُّ بِمُوْسَى مِنْكُمْ. فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ
“Tatkala Nabi Shallallahu’alaihi wasallam datang ke Madinah beliau melihat orang-orang Yahudi melakukan puasa di hari ‘Asyura. Beliau Shallallahu ‘alaihi wassalam bertanya, “Hari apa ini?”. Orang-orang Yahudi menjawab, “Ini adalah hari baik, pada hari ini Allah selamatkan Bani Israil dari musuhnya, maka Musa ‘alaihissalam berpuasa pada hari ini. Nabi Shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Saya lebih berhak mengikuti Musa dari kalian (kaum Yahudi). Maka beliau berpuasa pada hari itu dan memerintahkan ummatnya untuk melakukannya”. [HR Al Bukhari]
Dan dari Aisyah radiyallahu ‘anha, ia mengisahkan,
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِصِيَامِ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانَ كَانَ مَنْ شَاءَ صَامَ وَمَنْ شَاءَ أَفْطَرَ
“Dahulu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam memerintahkan untuk puasa di hari ‘Asyura. Dan ketika puasa Ramadhan diwajibkan, barangsiapa yang ingin (berpuasa di hari ‘Asyura) ia boleh berpuasa dan barangsiapa yang ingin (tidak berpuasa) ia boleh berbuka”. [HR Al Bukhari No 1897]

Keutamaan puasa ‘Asyura di dalam Islam.

Di masa hidupnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam berpuasa di hari ‘Asyura. Kebiasaan ini bahkan sudah dilakukan beliau Shallallahu ‘alaihi wassalam sejak sebelum diwajibkannya puasa Ramadhan dan terus berlangsung sampai akhir hayatnya. Al Imam Al Bukhari (No 1902) dan Al Imam Muslim (No 1132) meriwayatkan di dalam shahih mereka dari Abdullah bin Abbas radiyallahu ‘anhuma, ia berkata,
مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صِيَامَ يَومَ فَضْلِهِ عَلَى غَيْرِهِ إِلاَّ هَذَا اليَوْمِ يَوْمُ عَاشُوْرَاءَ وَهذَا الشَّهْرُ يَعْنِي شَهْرُ رَمَضَانَ
“Aku tidak pernah mendapati Rasulullah menjaga puasa suatu hari karena keutamaannya dibandingkan hari-hari yang lain kecuali hari ini yaitu hari ‘Asyura dan bulan ini yaitu bulan Ramadhan”.
Hal ini menandakan akan keutamaan besar yang terkandung pada puasa di hari ini. Oleh karena itu ketika beliau Shallallahu ‘alaihi wassalam ditanya pada satu kesempatan tentang puasa yang paling afdhal setelah Ramadhan, beliau menjawab bulan Allah Muharram. Dan Al Imam Muslim serta yang lainnya meriwayatkan dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda,
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ، شَهْرُ اللهِ المُحَرَّمُ. وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الفَرِيْضَةَ، صَلاَةُ اللَّيْلِ
“Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah (puasa) di bulan Allah Muharram. Dan shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam”.
Dan puasa ‘Asyura menggugurkan dosa-dosa setahun yang lalu. Al Imam Abu Daud meriwayatkan di dalam Sunan-nya dari Abu Qatadah Radhiallahu’anhu
وَصَوْمُ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ إنِّي أَحْتَسِبُ عَلَى اللّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَنَة َالتِيْ قَبْلَهُ
“Dan puasa di hari ‘Asyura, sungguh saya mengharap kepada Allah bisa menggugurkan dosa setahun yang lalu”.

Hukum Puasa ‘Asyura

Sebagian ulama salaf menganggap puasa ‘Asyura hukumnya wajib akan tetapi hadits ‘Aisyah di atas menegaskan bahwa kewajibannya telah dihapus dan menjadi ibadah yang mustahab (sunnah). Dan Al Imam Ibnu Abdilbarr menukil ijma’ ulama bahwa hukumnya adalah mustahab.

Waktu Pelaksanaan Puasa ‘Asyura

Jumhur ulama dari kalangan salaf dan khalaf berpendapat bahwa hari ‘Asyura adalah hari ke-10 di bulan Muharram. Di antara mereka adalah Said bin Musayyib, Al Hasan Al Bashri, Malik, Ahmad, Ishaq dan yang lainnya. Dan dikalangan ulama kontemporer seperti Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin Rahimahullah. Pada hari inilah Rasullah Shallallahu’alaihi wasallam semasa hidupnya melaksanakan puasa ‘Asyura. Dan kurang lebih setahun sebelum wafatnya, beliau Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda,
لَئِنْ بَقِيْتُ إِلَى قَابِلٍ َلأَصُوْمَنَّ التَاسِعَ
“Jikalau masih ada umurku tahun depan, aku akan berpuasa tanggal sembilan (Muharram)”
Para ulama berpendapat perkataan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam , “…aku akan berpuasa tanggal sembilan (Muharram)”, mengandung kemungkinan beliau ingin memindahkan puasa tanggal 10 ke tanggal 9 Muharram dan beliau ingin menggabungkan keduanya dalam pelaksanaan puasa ‘Asyura. Tapi ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam ternyata wafat sebelum itu maka yang paling selamat adalah puasa pada kedua hari tersebut sekaligus, tanggal 9 dan 10 Muharram.

watak manusia berdasarkan bulan lahir

Untuk kesempatan ini saya akan coba membahas mengenai, watak manusia berdasarkan bulan lahir. Setiap manusia tentu memiliki beberapa persamaan, dan perbedaan dari segi, watak dan perilaku. Percaya atau tidak, pada kenyataannya ada beberapa orang dari sekian banyak yang memiliki watak dan karakter yang hampir sama. Menurut para nenek moyang pendahulu kita, ternyata beberapa orang yang memiliki persamaan watak dan karakter tersebut, dipercaya memiliki kesamaan dalam hal waktu kelahiran manusia itu sendiri. Maka mereka mengelompokkan beberapa persamaan yang bersifat unik tersebut tersebut berdasarkan beberapa hal. Seperti watak manusia berdasarkan hari lahir, atau berdasarkan tanggal lahir, bisa juga watak manusia berdasarkan bulan lahir, dan yang lainnya. Nah untuk saat ini saya akan membahas mengenai watak manusia berdasarkan bulan lahir. 

Bulan Januari Wataknya: Tenang dan berwibawa Suka berterus terang dan tidak suka basa-basi Pandai menyimpan rahasia dan bisa dipercaya Disukai banyak orang karena selalu kelihatan ceria Mandiri dan tidak suka meminta bantuan pada orang lain Pandai mengatur keuangan Agak pendiam dan lebih senang memperhatikan dirinya sendiri Teliti dan tidak sembarangan melakukan pekerjaan. 

Bulan Februari Wataknya: Mempunyai hati yang tulus Perasaannya peka dan mudah tersinggunng Senang dipuji dan selalu menuruti apaa yang diinginkannya Suka humor dan hormat pada siapa sajaa Keras hati dan mempunyai pendirian teetap Agak pemalas dan suka mengingkari janji 

Bulan Maret Wataknya: Baik hati dan suka menolong sesama. Suka kehidupan yang serba wah. Seleranya tinggi. Tidak tegaan dan selalu memberi pada orang yang kesusahan. Agak pemalu, namun jujur dan tidak peernah bohong. Mudah terpengaruh dan tidak kuat mengghadapi godaan. Suka melalaikan kesehatan dirinya senndiri. 

Bulan April Wataknya: Tidak mau mengalah dan selalu ingin menang sendiri Pembosan Senang dipuji Agak boros walau pandai mencari uang Mempunyai otak yang cerdas namun tidak suka diperintah Tak pernah memilih dalam berteman 

Bulan Mei Wataknya: Pandai menguasai perasaan Pandai mengambil hati orang lain Punya selera tinggi dan senang kehiduupan yang serbah wah. Senang menunda pekerjaan. Agak boros walau rejekinya bagus. Tidak suka basa-basi dan tidak senangg dipuji. 

Bulan Juni Wataknya: Romantis dan suka menolong Tidak mempunyai pendirian tetap Suka berpikir yang muluk-muluk Mudah tersinggung bila perasaanya terrsentuh Agak pemalas dan baru mau bekerja billa di iming-iming hasil besar Selalu ceria walau hatinya sedang kessal. 

Bulan Juli Wataknya: Senang berkhayal Kalau sudah marah, kata-katanya tajam Tidak mempunyai pendirian tetap Senang dipuji Suka menolong pada sesama Pandai bicara dan berotak cerdas Agak pemalas 

Bulan Agustus Wataknya: Mempunyai perasaan yang peka/halus Cepat tersinggung Suka menghayal dan berpikiran yang muluk-muluk Tidak mudah terpengaruh Agak pemalas Kalau bekerja lebih menuruti kehendak hatinya sendiri. 

Bulan September Wataknya: Mudah tersinggung dan cepat naik darah Baik hati dan jujur Bisa menyimpan rahasia Suka berfoya-foya Pandai menyimpan uang namun tidak pelit Suka menolong sesama dan pandai mendidik anak 

Bulan Oktober Wataknya: Berjiwa besar dan mau mengalah Pandai bicara Cerdas dan baik hati Memiliki tekad 
yang kuat Tidak sabaran dan agak boros Pikirannya tidak tetap dan selalu berrubah-ubah 

Bulan November Wataknya: Tabah dan kuat dalam menghadapi segala cobaan Pandai mengerjakan setiap pekerjaan Pandai mengambil hati orang lain Agak pemalas dan suka menunda pekerjaaan Banyak berpikir Agak pendendam dan tidak mudah memberi  pada orang yang bersalah Keras hati 

Bulan Desember Wataknya: Mudah menaruh rasa percaya pada orangg lain Kalau mengerjakan sesuatu suka tergessa-gesa Tidak sabaran Tidak mau mengalah dan selalu ingin menang sendiri Mudah terpengaruh Jujur dan baik hati Pemborosan dan suka memaksakan kehendak Nah sobat netter, itulah beberapa persamaan watak manusia berdasarkan bulan lahir. Semua isi dari artikel ini boleh anda tidak percaya. Karena hal ini bukanlah bersifat mutlak.



 Mungkin saja anda lahir pada bulan mei tapi watak tidak sama dengan yang diungkapkan di atas.  Sekian dulu postingan kali ini semoga bermanfaat, dan semoga sukse selalu buat anda. Terima kasih telah singgah di blogini dan membaca artikel mengenai watak manusia berdasarkan bulan lahir.

watak manusia berdasarkan hari lahir

Sobat netter, setelah pada psotingan sebelumnya saya ngebahas tentang watak manusia berdasarkan bulan lahir, sebagai sesi lanjutannya saya akan coba membahas mengenai watak manusia berdasarkan hari lahir. Meskipun hal lini banyak yang gak percaya, tapi ya gak apa-apa, kita kan bisa jadikan hal ini sebagai bahan pengetahuan.  Oke sobat ini dia watak manusia berdasarkan hari lahir : 
1. Hari Senin Tidak pelit, ikhlas hati dalam memberi, tidak bisa menyimpan uang, senang membela kebenaran, mudah tersinggung dan tidak pandai bicara.
 2. Hari Selasa Mudah terpengaruh, tidak mempunyai pendirian tetap, gampang naik darah, tidak sabaran dan selalu mau menang sendiri.
 3. Hari Rabu Pendiam namun kalau sudah bicara tidak terduga, tidak suka mencampuri urusan orang lain, baik hati, suka menolong dan banyak rejeki. 
4. Hari Kamis Pendiriannya tidak tetap, suka dipuji, mudah emosi, mudah terbujuk oleh rayuan halus dan tidak sabaran. 
5. Hari Jumat Disukai orang banyak, kuat mental, suka menolong, suka memberi nasehat yang baik dan suka mempelajari ilmu pengetahuan
 6. Hari Sabtu Giat bekerja, rajin pandai mencarari rejeki, ditakuti orang banyak, pandai menempatkan diri dan bisa menyelesaikan apa yang menjadi tanggung jawabnya dengan baik.
 7. Hari Minggu Pandai bergaul, disukai orang banyak, berjiwa besar, suka merendahkan diri, pandai berbicara dan dapat mengatasi masalah yang dihadapiya dengan baik.

 Seperti yang telah saya katakan pada postingan watak manusia berdasarkan bulan lahir, anda boleh tidak percaya pada isi artikel ini. Jadi jangan beranggapan hal ini adalah mutlak yang berarti semua orang pasti memiliki karakter yang sama. Sekian dulu postingan kali ini semoga bisa bermanfaat. Terima kasih telah membaca artikel mengenai watak manusia berdasarkan hari lahir di blog saya.

cara bijak menghadapi masalah

Yang namanya musibah tentu saja tidak dapat di cegah, semuanya telah ditakdirkan oleh Alloh SWT. Seberapa besarpun keinginan kita untuk tidak mendapat musibah, tapi kalau Alloh sudah memutuskan maka kita akan merasakannya. Musibah yang kita hadapi tidak bisa diatasi dengan berbagai bentuk yang salah. Contohnya dengan kemarahan dan menyalahkan orang lain menjadi penyebab dari semua itu. Semua musibah yang kita hadapi harus dihadapi dengan bijak. Karena dengan cara inilah kita akan merasakan berkurangnya beban yang kita hadapi. Pada kesempatan ini aye akan memberikan tips sederhana tentang cara bijak menghadapi musibah. Tapi sebelumnya bukan aye bermaksud menggurui atau merasa sok tahu. Karena yang namanya musibah tentu dirasakan sangat berat.

 1.   Yang pertama kali kita harus lakukan adalah dengan mengingat Alloh. Kita harus yakin bahwa Dia memberikan semua itu karena Dia menyayangi kita. Bukan justru sebaliknya menyalahkan Alloh, dan beranggapan Kalau Dia itu jahat dan membenci kita. 

2.   Lihat kedalam diri kita Apa yang telah kita perbuat, karena semua hal yang menimpa umat manusia adalah hasil perbuatan manusia itu sendiri. Baik yang berupa kebaikan yang dibalas kebaikan, ataupun keburukan yang dibalas keburukan.

 3.   Evaluasi diri Langkah kita kebelakang harus kita telusuri.
          §  Kalau langkah kita terasa baik, dan selalu patuh pada semua ajaran Nya, maka kita harus berbanggna hati, karena              itu merupakan sebuah ujian. Barang siapa yang mengalami ujian maka akan mempunyai harapan untuk lulus dari ujian dan akan mendapatkan hasil yang lebih baik dari sebelumnya. 
           §  Kalau langkah kita terasa pincang atau tidak lurus, maksudnya kadang kita patuh kadang kita melawan apa yang diperintahkan Alloh, maka kita juga harus berterima kasih. Karena itu semua berbentuk peringatan kepada kita. Dan itu berarti kita masih mendapat perhatian lebih dari Alloh karena kita telah diperingatkan bahwa langkah kita salah dan semoga tidak terjerums lebih dalam 
             §  Kalau langkah kita kebelakang ternyata salah dan sama sekali tidak pernah melakukan apa yang diperintahkan Alloh. Maka kita harus mawas diri karena itu berbentuk siksaan. Tapi dibalik itu kita harus yakin kalau kita masih dikasihi Nya karena kita masih diberi kesempatan untuk berbenah diri agar tidak terlena dalam hal yang tidak disukai Alloh

 4.   Dekatkan diri kepada Alloh dan teruslah menyebut nama-Nya. Sebagai mana diperintahkan bahwa manusia diwajibkan menyebut nama Alloh dari pagi sampai sore, dan dari sore sampai pagi lagi. Dan itu tidak perlu dilakukan sepeti orang gila yang berbicara sendiri sepanjang jalan, walaupun sedang berdzikir. Cukup lakukan dalam hati karena akan berakibat hati kita akan selalu ingat kepada Alloh. Semua derita atau musibah yang kita rasakan, akan segera di cabut oleh Alloh sebagai mana janji-Nya. 


Sekian dulu tips cara bijak menghadapi musibah, semoga bermanfaat dan membuat kita belajar daripengalaman, dan akan lebih baik diwaktu yang akan datang Terima kasih telah membaca artikel mengenai cara bijak menghadapi musibah di blog saya

Selasa, 12 November 2013

cara mengahapi guru galak

PASTI DI SEMUA SEKOLAH ASA YANG NAMANYA GURU GALAK
guru yang satu ini gak tau apah maunya ,guru galak biasanya sensitiv menyebalkan sekali tapi mau bagaumana lagi dia tetap guru kita
di bawah ini cara menghadapi guru galak  

1. Murah senyum
Nah ini dia tips pertama yang mungkin paling sering digunakan seorang pelajar jika berhadapan dengan guru yang galak, jika berpapasan dijalan atau bertemu dikelas kita harus memberi salam dengan senyum yang manis (meski dalam hatinya gak suka), namun dengan liat senyum kita guru tersebut akan beranggapan kita adalah anak yang baik dan mungkin akan membalas kebaikan kita juga

2. Serba Bisa
Dalam hal ini harus diperlukan kebiasaan atau kelebihan dari pada anak yang lain. misalnya, selalu mendapat nilai terbaik, selalu berani menyampaikan pendapat, pandai berbicara di depan kelas, pintar dll. secara tidak di sadari kita telah menarik perhatian guru tersebut dan mungkin anda akan menjadi murid yang di banggakannya.

3. Baik Hati
Cara ini dapat di bagi menjadi 2 yaitu memaafkan dan memberi :
1. pemaaf dan peminta maaf : dalam hal ini anda harus memaafkan guru tersebut jika menurut kenyataan dia adalah guru yang galak mungkin dia juga tidak ingin seperti itu dan anda juga harus meminta maaf jika melakukan kesalahan.hal ini sangat penting karna hal ini dapat memperbaiki hubungan guru dan murid
2. suka memberi : sepertinya jika anda perhatikan mungkin ini akan keluar biaya juga tapi demi mendapat nilai baik dan menaklukan guru yang galak mungkin ini di perlukan karna berguna untuk menjaga kedekatan antara guru dan murid, misalnya, mentraktir guru makan di kantin dan berbincang dengannya, dan memberikan bingkisan sebagai ucapan terimakasih.

Namun ada hal yang sangat penting dari ketiga cara di atas, semua cara yang kita lakuakan akan berhasil dengan mudah jika kita belajar dengan giat dan tekun, maka guru tersebut akan takluk dengan sendirinya karna melihat kecerdasan dan prestasi kita 
guru galak banyak maunya 

cara menghadapi teman yang menyebalkan

Punya teman yang menyebalkan??? Tak perlu dijauhi!!! Kita tetap bisa berteman baik dengannya, asalkan tahu cara menghadapinya. Mau tahu caranya ? 
*Sadari Kelebihannya
Biasanya, kita lebih mudah mencari kekurangan dibandingkan kelebihan orang lain. Padahal, kalau sikap kita seperti itu terus, kita pun akan kesal terus kepadanya dan akhirnya bisa timbul permusuhan. Nah, untuk mengatasinya , cobalah kita sadari kelebihan yang dia miliki. Pasti ada! 
Nah, dengan mengetahui dan menyadari kelebihan yang dimiliki seorang teman, kita pun akan bisa menerima kekurangannya dan ujungnya bisa berteman baik dengannya.
*Sadari Kekurangan Diri
Tak ada salahnya jika menyadari kekurangan diri kita sendiri sebelum menilai negative orang lain. Dengan demikian, kita tidak serta-merta merasa menjadi orang yang paling sempurna. Ingat, di dunia ini tidak ada orang 100% sempurna.
Bisa saja kan, sikap teman kita menjadi menyebalkan karena sikap kita sendiri kepadanya juga menyebalkan.
*Tak Perlu Ragu Menegurnya
Jika sikap menyebalkan teman kita sudah sangat mengganggu, tak perlu ragu menegurnya atau menasihatinya secara baik-baik. Kita bisa menegur atau menasihatinya secara santai, misalnya sambil bercanda atau bercerita.
Percaya deh, dia tidak akan tersinggung atau marah. Malah, dia justru bisa menyadari kekurangannya dan memperbaikinya.
*Jangan Sampai Terpengaruh
Biasanya, pengaruh dari teman itu sangat kuat. Itulah yang sering disebut pengaruh pergaulan. Nah, yang perlu kita waspadai dan sadari adalah jangan sampai sikap menyebalkan itu berpengaruh kepada kita(menular). Sebaiknya, yang harus kita usahakan adalah justru memengaruhinya agar dia merubah sikap menyebalkan itu menjadi baik dan menyenangkan.

Senin, 11 November 2013

19 perkara yang merusak amal

Wahai orang Muslim, wahai hamba Allah! Ketahuilah, siapa yang mati dalam keadaan kafir atau musyrik atau murtad, maka segala amal yang baik tidak ada manfaatnya untuk mendekatkan diri kepada Allah, seperti shadaqah, silaturrahim, berbuat baik kepada tetangga dan lain-lainnya. Sebab di antara syarat taqarrub adalah mengetahui siapa yang didekati. Sementara itu orang kafir tidak begitu. Maka secara spontan amalnya menjadi rusak dan sia-sia.

Allah berfirman: "Barangsiapa yang murtad diantara kamu dari agamanya, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya" [Al-Baqarah: 217].

"Barang siapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam), maka hapuslah amalannya dan ia pada akhirat termasuk orang-orang yang merugi." [Al-Maidah: 5].

"Dan sesunggunya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu: ‘Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi’." [Az-Zumar: 65].

Allah juga berfirman, mengabarkan tentang keadaan semua rasul: "Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya leyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan." [Al-An’am: 88].

Dan juga sabda Rasulullah saw: "Apabila orang-orang mengumpulan orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang kemudian untuk satu hari dan tiada keraguan di dalamnya, maka ada penyeru yang berseru: ‘Barangsiapa telah menyekutukan seseorang dalam suatu amalan yang mestinya dikerjakan karena Allah, lalu dia minta pahala di sisi-Nya, maka sesungguhnya Allah adalah yang paling tidak membutuhkan untuk dipersekutukan’." [HR. At-Tirmidzi 3154, Ibnu Majah 4203, Ahmad 4/215, Ibnu Hibban 7301, hasan].

2. Riya’.

Celaan terhadap riya’ telah disebutkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Firman Allah: "... seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya’ kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu sperti batu yang licin dan diatasnya ada tanah, kemudian batu itu mejadilah bersih (tidak bertanah). Mereka itu tidak menguasai sesuatu sesuatu apapun dari apa yang mereka usahakan, dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir." [ Al-Baqarah: 264].

Rasullullah saw bersabda: "Sesungguhnya yang aku paling takutkan atas kamu sekalian ialah syirik kecil, yaitu riya’. Allah berfirman pada hari kiamat, tatkala memberikan balasan terhadap amal-amal manusia, ‘Pergilah kepada orang-orang yang dulu kamu berbuat riya’ di dunia, lalu lihatlah apakah kamu mendapatkan balasan bagi mereka?" [HR. Ahmad 5/428, 429, shahih].

Maka dari itu jauhilah riya’, karena ia merupakan bencana amat jahat, yang bisa menggugurkan amal dan menjadikannya sia-sia. Ketahuilah, bahwa orang-orang yang riya’ adalah pertama kali menjadi santapan neraka, karena mereka telah menikmati hasil perbuatannya di dunia, sehingga tidak ada yang menyisa di akhirat.

Ya Allah, sucikanlah hati kami dari nifaq dan amal kami yang riya’ teguhkanlah kami pada jalan-Mu yang lurus, agar datang keyakinan kepada kami.

3. Menyebut-Nyebut Shadaqah dan Menyakiti Orang Yang Diberi.

Allah berfirman: "Hai orang-orang yang beriman jangalah kamu menghilangkan (pahala) shadaqahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima)." [Al-Baqarah: 264].

Ketahuilah wahai hamba Allah! Jika engkau menshadaqahkan harta karena mengharap balasa dari orang yang engkau beri, maka engkau tidak adakn mendapatkan keridhaan Allah. Begitu pula jika engkau menshadaqahkannya karena terpaksa dan menyebut-nyebut pemberianmu kepada orang lain.

Rasulullah saw bersabda: "Tiga orang, Allah tidak menerima ibadah yang wajib dan yang sunat dari mereka, yaitu orang yang durhaka kepada orang tua, menyebut-nyebut shadaqah dan mendustakan takdir." [HR. Ibnu Abi Ashim 323, Ath-Thabrany 7547, hasan].

Abu Bakar Al-Warraq berkata, "Kebaikan yang paling baik, pada setiap waktu adalah perbuatan yang tidak dilanjuti dengan menyebut-nyebutnya."

Allah berfirman: "Perkataan baik dan pemberian maaf lebih baik dari shadaqah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun." [Al-Baqarah: 263].

4. Mendustakan Takdir.

Ketahuilah wahai orang Mukmin, iman seorang hamba tidak dianggap sah kecuali dia beriman kepada takdir Allah, baik maupun buruk. Dia juga harus tahu bahwa bencana yang menimpanya bukan unutk menyalahkannya, dan apa yang membuatnya salah bukan untuk menimpakan bencana kepadanya. Semua ketentuan sudah ditetapkan dan ditulis di Mushhaf yang hanya dikethaui Allah semata, sebelum suatu peristiwa benar-benar terjadi dan sebelum Dia menciptakan alam.

Rasulullah saw bersabda: "Tiga orang, Allah tidak menerima ibadah yang wajib dan yang sunat dari mereka, yaitu orang yang durhaka kepada orang tua, menyebut-nyebut shadaqah dan mendustakan takdir."

Dan sabda beliau yang lain: "Andaikata Allah mengadzab semua penhuni langit dan bumi-Nya, maka Dia tidak zhalim terhadap mereka. Dan, andaikata Allah merahmati mereka, maka rahmat-Nya itu lebih baik bagi mereka dari amal-amal mereka. Andaikata engkau membelanjakan emas seperti gunung Uhud di jalan Allah, maka Allah tidak akan menerima amalmu sehingga engkau beriman kepada takdir, dan engkau tahu bahwa bencana yang menimpamu, dan apa yang membuatmu salah bukan untuk menimpakan bencana kepadamu. Andaikata engkau mati tidak seperti ini, maka engkau akan masuk neraka." [HR. Abu Daud 4699, Ibnu Majah 77, Ahmad 5/183, 185, 189, shahih].

5. Meninggalkan Shalat Ashar.

Allah memperingatkan manusia agar tidak meninggalkan shalatul-wustha (shalat ashar) karena dilalaikan harta, keluarga atau keduniaan. Allah mengkhususkan bagi pelakunya dengan ancaman keras, khususnya shalat ashar. Firman-Nya: "Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang yang lalai dari shalatnya." [Al-Ma’un: 4-5].

Rasulullah saw bersabda: "Orang tidak mengerjakan shalat ashar, seakan-akan dia ditinggalkan sendirian oleh keluarga dan hartanya." [HR. Al-Bukhari 2/30, Muslim 626]

Dari Abu Al-Malih, atau Amir bin Usamah bin Umair Al-Hadzaly, dia berkata, "Kami bersama Buraidah dalam suatu perperangan pada suatu hari yang mendung. Lalu ia berkata, ‘Segeralah melaksanakan shalat ashar, karena Nabi saw pernah berkata: "Barangsiapa meninggalkan shalat ashar, maka amalnya telah lenyap." [HR. Al-Bukhari 2/31, 66].

6. Bersumpah Bahwa Allah Tidak Mengampuni Seseorang

Dari Jundab ra sesungguhnya Rasulullah saw mengisahkan tentang seorang laki-laki yang berkata, "Demi Allah, Allah tidak akan mengampuni Fulan. Padahal Allah telah berfirman, ‘Siapa yang bersumpah kepada-Ku, bahwa aku tidak mengampuni Fulan, maka aku mengampuni Fulan itu dan menyia-nyiakan amalnya (orang yang bersumpah)." [HR. Muslim 16/174].

Ketahuilah, bahwa memutuskan manusia dari rahmat Allah merupakan sebab bertambahnya kedurhakaan orang yang durhaka. Karena dia merasa yakin, pintu rahmat Ilahi sudah ditutup di hadapannya, sehingga dia semakin menyimpang jauh dan durhaka, hanya karena dia hendak memuaskan nafsunya. Allah akan mengadzabnya dengan adzab yang tidak diberikan kepada orang lain.

Bukanlah sudah selayaknya jika Allah menghapus pahala amal orang yang menutup pintu kebaikan dan membuka pintu keburukan, sebagai balasan yang setimpal baginya?

7. Mempersulit Rasulullah, dengan Perkataan maupun Perbuatan.

Allah berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu lebih dari suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara) sebagian kamu terhadap sebagian yang lainm supaya tidak menghapus (pahala) amalanmu, sedang kamu tidak menyadarinya." [Al-Hujurat: 2].

Dari Anas bin Malik ra, tatkala ayat ini turun maka Tsabit bin Qais di rumahnya, seraya berkata, "Pahala amalku telah terhapus, dan aku termasuk penghuni neraka." Dia juga menghidari Nabi saw. Lalu beliau bertanya kepada Sa’d bin Mu’adz, "Wahai Abu Amr, mengapa Tsabit mengeluh?"

Sa’d menjawab, "Dia sedang menyendiri dan saya tidak tahu kalau dia sedang mengeluh."

Lalu Sa’d mendatangi Tsabit dan mengabarkan apa yang dikatakan Rasulullah. Maka Tsabit berkata, "Ayat ini telah turun, sedang engkau sekalian tahu bahwa aku adalah orang yang paling keras suaranya di hadapan Rasulullah. Berarti aku termasuk penghuni neraka."

Sa’d menyampaikan hal ini kepada beliau, lalu beliau berkata, "Bahwa dia termauk penghuni surga." [HR. Al-Bukhari 6/260, Muslim 2/133-134].

Dengan hadits ini jelaslah bahwa mengeraskan suara yang dapat menghapus pahala amal adalah suara yang menggangu Rasulullah, menentang perintah beliau, tidak taat dan tidak mengikuti beliau, baik perkataan maupun perbuatan.

Allah berfirman: "Hai orang-orang yang beriman taatlah kepada Allah dan Rasul dan janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu." [Muhammad: 33].

8. Melakukan Bid’ah Dalam Agama.

Melakukan bid’ah akan mengugurkan amal dan menghapus pahala. Dalam hal ini Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa yang menciptakan sesuatu yang baru dalam agama kami ini yang tidak termasuk bagian darinya, maka ia tertolak."

Dalam riwayat lain disebutkan: "Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang tidak termasuk agama kami, maka ia tertolak." [HR. Al-Bukhari 5/301, Muslim 12/16].

9. Melanggar Hal-Hal Yang Diharamkan Allah Secara Sembunyi-Sembunyi.

Dari Tsauban ra, dari Nabi saw, beliau bersabda: "Benar-benar akan kuberitahukan tentang orang-orang dari umatku yang datang pada hari kiamat dengan membawa beberapa kebaikan seperti gunung Tihamah yang berwarna putih, lalu Allah menjadikan kebaikan-kebaikan itu sebagai debu yang berhamburan". Tsauban berkata, "Wahai Rasulullah, sebutkan sifat-sifat mereka kepada kami dan jelaskan kepada kami, agar kami tidak termasuk diantara mereka, sedang kami tidak mengetahuiny". Beliau bersabda: "Sesungguhnya mereka itu juga saudara dan dari jenismu. Mereka shalat malam seperti yang kamu kerjakan. Hanya saja mereka adalah orang-orang yang apabila berada sendirian dengan hal-hal yang diharamkan Allah maka, mereka melanggarnya." [HR. Ibnu Majah 4245, shahih].

10. Merasa Gembira Jika Ada Orang Mukmin Terbunuh.

Darah orang Muslim itu dilindungi. Maka seseorang tidak boleh menumpahkan darahnya menurut hak Islam.

Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa membunuh seorang Mukmin lalu ia merasa senag terhadap pembunuhannya itu, maka Allah tidak akan menerima ibadah yang wajib dan yang sunat darinya." [HR. Abu Daud 4270, shahih].

11. Menetap Bersama Orang-Orang Musyrik Di Wilayah Perperangan.

Dari Bahz bin Hakim, dari ayahnya, dari kakeknya, dia berkata: "Aku berkata, ‘wahai Nabi Allah, aku tidak pernah mendatangimu sehingga aku menjalin persahabatan lebih banyak dari jumlah jari-jari tangan? Apakah sekarang aku tidak boleh mendatangimu dan mendatangi agamamu? Sesungguhnya aku dulu adalah orang yang tidak pernah melalaikan sesuatu pun kecuali apa yang diajarkan Allah dan Rasul-Nya kepadaku, dan sesungguhnya aku ingin bertanya atas ridha Allah, dengan apa Rabb-mu mengutusmu kepada kami?"

Beliau menjawab, "Dengan Islam."

"Apakah tanda-tanda Islam itu?", Dia bertanya.

Beliau menjawab, "Hendaklah engkau mengucapkan: ‘Aku berserah diri kepada Allah’, hendaklah engkau bergantung kepada-Nya, mendirikan shalat dan mengeluarkan zakat. Setiap orang Muslim atas orang Muslim lainnya adalah haram (menyakiti), keduanya adalah saudara dan saling menolong. Allah tidak akan menerima suatu amalan dari orang Muslim setelah dia masuk Islam, sehingga dia meninggalkan orang-orang kafir untuk bergabung dengan orang-orang Muslim." [HR. An-Nasa’i 5/82-83, Ibnu Majah 2536, Ahmad 5/4-5, hasan].

12. Mendatangi Dukun dan Peramal.

Beliau saw mengancam orang-orang yang mendatangi dukun dan sejenisnya, lalu meminta sesuatu kepadanya, bahwa shalatnya tidak akan diterima selama empat puluh hari. Beliau bersabda: "Barangsiapa mendatangi peramal lalu bertanya tentang sesuatu kepadanya, maka shalatnya tidak akan diterima selama empat puluh hari." [HR. Muslim 14/227].

Ancaman ini diperuntukkan bagi orang yang mendatangi dukun dan menanyakan sesuatu kepadanya. Sedangkan orang yang membenarkannya, maka dia dianggap sebagai orang yang mengingkari apa yang diturunkan kepada Rasulullah saw. Beliau bersabda: "Barangsiapa mendatangi peramal atau dukun lalu membenarkan apa yang dikatakannya, maka ia telah kufur terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad saw." [HR. Muslim 135, Abu Daud 3904, Ahmad 2/408-476].

13. Durhaka Kepada Kedua Orang Tua.

Allah telah memerintahkan agar berbuat baik kepada ibu bapak dan berbakti kepada keduanya. Dia memperingatkan, mendurhakai keduanya dan mengingkari kelebihan keduanya dalam pendidikan merupakan dosa besar dan melenyapkan pahala amal. Rasulullah saw bersabda: "Tiga orang, Allah tidak menerima ibadah yang wajib dan yang sunat dari mereka, yaitu orang yang durhaka kepada orang tua, menyebut-nyebut shadaqah dan mendustakan takdir."

14. Meminum Khamr.

Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa meminum khamr, maka shalatnya tidak diterima selama empat puluh pagi (hari). Jika dia bertaubat, maka Allah mengampuninya. Jika dia mengulanginya lagi, maka shalatnya tidak diterima (lagi) selama empat puluh pagi (hari). Jika dia bertaubat, maka Allah mengampuninya. Jika dia mengulanginya lagi, maka shalatnya tidak diterima (lagi) selama empat puluh pagi (hari). Jika dia bertaubat, maka Allah mengampuninya. Jika dia mengulanginya lagi, maka shalatnya tidak diterima (lagi) selama empat puluh pagi (hari). Dan, jika mengulanginya keempat kalinya, maka shalatnya tidak diterima (lagi) selama empat puluh pagi (hari). Jika dia bertaubat maka Allah tidak mengampuninya dan Dia mengguyurnya dengan air sungai al-khabal." Ada yang bertanya, "Wahai Abu Abdurrahman (Nabi), apakah sungai al-khabal itu?" Beliau menjawab, "Air sungai dari nanah para penghuni neraka." [HR. At-Tirmidzi 1862, shahih].

15. Perkataan Dusta dan Palsu.

Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan palsu dan pelaksaannya, maka Allah tidak mempunyai kebutuhan untuk meninggalkan makanan dan minumannya." [HR. Al-Bukhari 4/16, 10/473].

Di dalam hadits ini terkandung dalil perkataan palsu dan pengamalannya dapat meleyapkan pahala puasa.

16. Memelihara Anjing, Kecuali Anjing Pelacak, Penunggu Tanaman atau Berburu.

Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa memelihara seekor anjing, maka pahala amalnya dikurangi setiap hari satu qirath (dalam riwayat lain: dua qirath) kecuali anjang untuk menjaga tanaman atau pun anjing pelacak." [HR. Al-Bukhari 6/360, Muslim 10, 240].

17. Wanita Yang Nusyuz, Hingga Kembali Menaati Suaminya.

Rasulullah saw bersabda: "Dua orang yang shalatnya tidak melebihi kepalanya, yaitu hamba sahaya yang lari dari tuannya hingga kembali lagi kepadanya dan wanita yang mendurhakai suaminya hingga kembali lagi."

18. Orang Yang Menjadi Imam Suatu Kaum dan Mereka Benci Kepadanya.

Rasulullah saw bersabda: "Tiga orang yang shalatnya tidak melebihi telinga mereka, yaitu hamba sahaya yang lari dari tuannya sehingga dia kembali yaitu hamba sahaya yang lari dari tuannya sehingga dia kembali, wanita yang semalaman suaminya dalam keadaan marah kepadanya, dan imam suatu kaum, sedang mereka benci kepadanya." [HR. At-Tirmidzi 360, shahih].

Ada kisah yang dinukil dari Manshur, dia berkata: "Kami pernah bertanya tentang masalah imam. Maka ada yang menjawab, "Yang dimaksud hadits ini adalah imam yang zhalim. Sedangkan imam yang menegakkan Sunnah, maka dosanya kembali kepada orang-orang yang membencinya."

19. Orang Muslim Mejauhi Saudaranya Sesama Muslim Tanpa Alasan Yang Dibenarkan Syariat.

Dari Abu Hurairah ra, seungguhnya Rasulullah saw bersabda: "Pintu-pintu surga dibuka pada hari Senin dan Kamis, lalu setiap hamba yang tidak menyekutukan sesuatu dengan Allah akan diampuni, kecuali seseorang yang antara dirinya dan saudaranya terdapat permusuhan. Lalu dikatakan: ‘Lihatlah dua orang ini hingga keduanya berdamai. Lihatlah dua orang ini hingga keduanya berdamai. Lihatlah dua orang ini hingga keduanya berdamai. Lihatlah dua orang ini hingga keduanya berdamai." [HR. Muslim 16/122, 123].

5 perusak hati

Hati adalah pengendali. Jika ia baik, baik pula perbuatannya. Jika ia rusak, rusak pula perbuatannya. Maka menjaga hati dari kerusakan adalah niscaya dan wajib.

Tentang perusak hati, Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menyebutkan ada lima perkara, 'bergaul dengan banyak kalangan (baik dan buruk), angan-angan kosong, bergantung kepada selain Allah, kekenyangan dan banyak tidur.'

Bergaul dengan banyak kalangan

Pergaulan adalah perlu, tapi tidak asal bergaul dan banyak teman. Pergaulan yang salah akan menimbulkan masalah. Teman-teman yang buruk lambat laun akan menghitamkan hati, melemahkan dan menghilangkan rasa nurani, akan membuat yang bersangkutan larut dalam memenuhi berbagai keinginan mereka yang negatif.

Dalam tataran riel, kita sering menyaksikan orang yang hancur hidup dan kehidupannya gara-gara pergaulan. Biasanya out put semacam ini, karena motivasi bergaulnya untuk dunia. Dan memang, kehancuran manusia lebih banyak disebabkan oleh sesama manusia. Karena itu, kelak di akhirat, banyak yang menyesal berat karena salah pergaulan. Allah berfirman:
"Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zhalim menggigit dua tangannya seraya berkata, 'Aduhai (dulu) kiranya aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku, kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al-Qur'an ketika Al-Qur'an itu telah datang kepadaku." (Al-Furqan: 27-29).

"Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertakwa." (Az-Zukhruf: 67).

"Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu sembah selain Allah adalah untuk menciptakan perasaan kasih sayang di antara kamu dalam kehidupan dunia ini, kemudian di hari Kiamat sebagian kamu mengingkari sebagian (yang lain) dan sebagian kamu melaknati sebagian (yang lain), dan tempat kembalimu adalah Neraka, dan sekali-kali tidak ada bagimu para penolong." (Al-Ankabut: 25).

Inilah pergaulan yang didasari oleh kesamaan tujuan duniawi. Mereka saling mencintai dan saling membantu jika ada hasil duniawi yang diingini. Jika telah lenyap kepentingan tersebut, maka pertemanan itu akan melahirkan duka dan penyesalan, cinta berubah menjadi saling membenci dan melaknat.

Karena itu, dalam bergaul, berteman dan berkumpul hendaknya ukuran yang dipakai adalah kebaikan. Lebih tinggi lagi tingkatannya jika motivasi pertemanan itu untuk mendapatkan kecintaan dan ridha Allah.

Larut dalam angan-angan kosong

Angan-angan kosong adalah lautan tak bertepi. Ia adalah lautan tempat berlayarnya orang-orang bangkrut. Bahkan dikatakan, angan-angan adalah modal orang-orang bangkrut. Ombak angan-angan terus mengombang-ambingkannya, khayalan-khayalan dusta senantiasa mempermainkannya. Laksana anjing yang sedang mempermainkan bangkai.

Angan-angan kosong adalah kebiasaan orang yang berjiwa kerdil dan rendah. Masing-masing sesuai dengan yang diangankannya. Ada yang mengangankan menjadi raja atau ratu, ada yang ingin keliling dunia, ada yang ingin mendapatkan harta kekayaan melimpah, atau isteri yang cantik jelita. Tapi itu hanya angan-angan belaka.

Adapun orang yang memiliki cita-cita tinggi dan mulia, maka cita-citanya adalah seputar ilmu, iman dan amal shalih yang mendekatkan dirinya kepada Allah. Dan ini adalah cita-cita terpuji. Adapun angan-angan kosong ia adalah tipu daya belaka. Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam memuji orang yang bercita-cita terhadap kebaikan.

Bergantung kepada selain Allah

Ini adalah faktor terbesar perusak hati. Tidak ada sesuatu yang lebih berbahaya dari bertawakkal dan bergantung kepada selain Allah.
Jika seseorang bertawakkal kepada selain Allah maka Allah akan menyerahkan urusan orang tersebut kepada sesuatu yang ia bergantung kepadanya. Allah akan menghinakannya dan menjadikan perbuatannya sia-sia. Ia tidak akan mendapatkan sesuatu pun dari Allah, juga tidak dari makhluk yang ia bergantung kepadanya. Allah berfirman, artinya:
"Dan mereka telah mengambil sembahan-sembahan selain Allah, agar sembahan-sembahan itu menjadi pelindung bagi mereka. Sekali-kali tidak, kelak mereka (sembahan-sembahan) itu akan mengingkari penyembahan (pengikut-pengikutnya) terhadapnya, dan mereka (sembahan-sembahan) itu akan menjadi musuh bagi mereka." (Maryam: 81-82)

"Mereka mengambil sembahan-sembahan selain Allah agar mereka mendapat pertolongan. Berhala-berhala itu tidak dapat menolong mereka, padahal berhala-berhala itu menjadi tentara yang disiapkan untuk menjaga mereka." (Yasin: 74-75)

Maka orang yang paling hina adalah yang bergantung kepada selain Allah. Ia seperti orang yang berteduh dari panas dan hujan di bawah rumah laba-laba. Dan rumah laba-laba adalah rumah yang paling lemah dan rapuh. Lebih dari itu, secara umum, asal dan pangkal syirik adalah dibangun di atas ketergantungan kepada selain Allah. Orang yang melakukannya adalah orang hina dan nista. Allah berfirman, artinya: "Janganlah kamu adakan tuhan lain selain Allah, agar kamu tidak menjadi tercela dan tidak ditinggalkan (Allah)." (Al-Isra': 22)

Terkadang keadaan sebagian manusia tertindas tapi terpuji, seperti mereka yang dipaksa dengan kebatilan. Sebagian lagi terkadang tercela tapi menang, seperti mereka yang berkuasa secara batil. Sebagian lagi terpuji dan menang, seperti mereka yang berkuasa dan berada dalam kebenaran. Adapun orang yang bergantung kepada selain Allah (musyrik) maka dia mendapatkan keadaan yang paling buruk dari empat keadaan manusia, yakni tidak terpuji dan tidak ada yang menolong.

Makanan

Makanan perusak ada dua macam.

Pertama , merusak karena dzat/materinya, dan ia terbagi menjadi dua macam. Yang diharamkan karena hak Allah, seperti bangkai, darah, anjing, binatang buas yang bertaring dan burung yang berkuku tajam. Kedua, yang diharamkan karena hak hamba, seperti barang curian, rampasan dan sesuatu yang diambil tanpa kerelaan pemiliknya, baik karena paksaan, malu atau takut terhina.

Kedua, merusak karena melampaui ukuran dan takarannya. Seperti berlebihan dalam hal yang halal, kekenyangan kelewat batas. Sebab yang demikian itu membuatnya malas mengerjakan ketaatan, sibuk terus-menerus dengan urusan perut untuk memenuhi hawa nafsunya. Jika telah kekenyangan, maka ia merasa berat dan karenanya ia mudah mengikuti komando setan. Setan masuk ke dalam diri manusia melalui aliran darah. Puasa mempersempit aliran darah dan menyumbat jalannya setan. Sedangkan kekenyangan memperluas aliran darah dan membuat setan betah tinggal berlama-lama. Barangsiapa banyak makan dan minum, niscaya akan banyak tidur dan banyak merugi.

Dalam sebuah hadits masyhur disebutkan: "Tidaklah seorang anak Adam memenuhi bejana yang lebih buruk dari memenuhi perutnya (dengan makanan dan minuman). Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap (makanan) yang bisa menegakkan tulang rusuknya. Jika harus dilakukan, maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya dan sepertiga lagi untuk nafasnya." (HR. At-Tirmidzi, Ahmad dan Hakim, dishahihkan oleh Al-Albani).

Kebanyakan tidur

Banyak tidur mematikan hati, memenatkan badan, menghabiskan waktu dan membuat lupa serta malas. Di antara tidur itu ada yang sangat dibenci, ada yang berbahaya dan sama sekali tidak bermanfaat. Sedangkan tidur yang paling bermanfaat adalah tidur saat sangat dibutuhkan.

Segera tidur pada malam hari lebih baik dari tidur ketika sudah larut malam. Tidur pada tengah hari (tidur siang) lebih baik daripada tidur di pagi atau sore hari. Bahkan tidur pada sore dan pagi hari lebih banyak madharatnya daripada manfaatnya.

Di antara tidur yang dibenci adalah tidur antara shalat Shubuh dengan terbitnya matahari. Sebab ia adalah waktu yang sangat strategis. Karena itu, meskipun para ahli ibadah telah melewatkan sepanjang malamnya untuk ibadah, mereka tidak mau tidur pada waktu tersebut hingga matahari terbit. Sebab waktu itu adalah awal dan pintu siang, saat diturunkan dan dibagi-bagikannya rizki, saat diberikannya barakah. Maka masa itu adalah masa yang strategis dan sangat menentukan masa-masa setelahnya. Karenanya, tidur pada waktu itu hendaknya karena benar-benar sangat terpaksa.

Secara umum, saat tidur yang paling tepat dan bermanfaat adalah pada pertengahan pertama dari malam, serta pada seperenam bagian akhir malam, atau sekitar delapan jam. Dan itulah tidur yang baik menurut pada dokter. Jika lebih atau kurang daripadanya maka akan berpengaruh pada kebiasaan baiknya. Termasuk tidur yang tidak bermanfaat adalah tidur pada awal malam hari, setelah tenggelamnya matahari. Dan ia termasuk tidur yang dibenci Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam .